Pages

Ads 468x60px

April 08, 2012

Taman Suaka Margasatwa Muara Angke


Pada hari Sabtu, 7 April 2012 kemarin, saya dan teman-teman sekelas bersama seorang pendamping juga seorang supir bus berkunjung ke kawasan konvservasi Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) yang termasuk dalam wilayah Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Kota Administrasi Jakarta Utara. Untuk berkunjung kesini kita mesti mendapatkan izin terlebih dahulu dari Departemen Kehutanan – Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam – Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta – Jl.Salemba Raya No.9 Jakarta Pusat, Telp. : 021-3908771 / 3158142. 

Kita berangkat sekitar pukul 6.30 dengan bus kampus dan tiba di Muara Angke sekitar pukul 7.45.
Awalnya kami sempat bingung dimana letak persisnya SMMA karena tidak ada penunjuk arah yang dapat dijadikan patokan dan kita yang ada di dalam bus belum pernah kesana sebelumnya.  Setelah menanyakan arahnya pada warga sekitar, kita pun segera menuju tempat dimaksud dan menemukan plang didekat SMMA itu.
Pintu masuk SMMA

Pertama kali memasuki pintu depan SMMA, suasana terasa sejuk sekali karena konstruksi pelataran masuk berupa panggung dari kayu di atas sungai ditambah kerimbunan pohon-pohonnya dan udara pagi yang masih segar.
Saya dan teman-teman mulai menyusuri boardwalk dan disambut dengan beberapa monyet ekor panjang yang merupakan salah satu satwa liar yang ada di SMMA. Sekitar 20 m dari pelataran masuk, ada sebuah bangunan berwarna hijau yang merupakan Pusat Informasi, Kantor Petugas (Post Gate) dan tempat bersantai sebelum berkeliling hutan. Tak jauh dari Pusat Informasi akan kita temui tempat Pengamatan burung-burung dan aktifitas di SMMA ini, dengan ketinggian sekitar 20 m.
Karena kami tiba terlalu pagi, akhirnya kami harus menunggu pemandu kawasan ini untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Sambil menunggu pemandu, kami mulai berjalan-jalan sendiri sambil mengambil foto dan menikmati alam yang sebagian besar didominasi oleh warna hijau dan coklat ini. Saya dan dua orang teman ingin mengetahui ujung jembatan sehingga mulai berjalan duluan menyusuri jembatan kayu yang dari pemandunya saya tahu bahwa panjang jembatan itu kurang lebih 843 meter jadi total pulang pergi adalah 1686 meter.
Sekitar 300 meter dari tempat Pengamatan Burung-Burung, kita akan menemukan tempat peristirahatan. Bersantai disini sambil melihat bakau dan aktifitas burung-burung betul-betul sangat menyenangkan. Setelah mengambil beberapa foto disini, saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan menyusuri jembatan kayu. 


Di tengah perjalanan, saya sempat melihat biawak kecil ( Varanus Salvator ) yang juga dilindungi di kawasan ini. Kami mendekati biawak itu namun dia berjalan semakin cepat seakan berlari dan akhirnya ..byurr.. terjun ke danau.

Danau di sisi jembatan menyimpan cukup banyak sampah. Sebenarnya banyak tempat sampah yang diletakkan di sepanjang jembatan, lalu mengapa banyak sampah di danau?? Dari pemandu, saya juga tahu bahwa ternyata, sampah di danau berasal dari sampah penduduk yang dibawa arus sungai Muara Angke dan pembersihan sampah penduduk yang tersangkut di pepohonan bakau rutin dilakukan oleh relawan setiap tiga bulan sekali. Hal ini dilakukan bukan hanya untuk keindahan tapi berpengaruh besar terhadap kehidupan penghuni di dalam kawasan konservasi tersebut, karena monyet di situ sempat beralih pola makan dari buah pidada ke sampah penduduk.
Mengapa sampah bisa tersangkut di kawasan ini? Menurut penjelasan pemandu dalam pengarahan, ternyata sungai Muara Angke ini adalah tempat bersatunya 13 aliran sungai di Jakarta sebelum ke laut. Bayangkan saja berapa banyak sampah yang melewati sungai ini sebelum masuk ke laut.

Selama menyusuri jembatan (boardwalk) di kawasan SMMA ini banyak sekali terdengar kicauan burung, namun jarang sekali terlihat karena burung-burung tersebut bersembunyi diantara rerimbunan pepohonan. Bagi anda yang betul-betul ingin melihat habitat burung-burung secara lebih mendalam pihak pengelola Taman Suaka Margastwa ini bisa menyediakan boat untuk mengarungi Muara Sungai Angke dan sekaligus menuju Pulau Burung yang terletak tidak jauh dari Hutan Angke. Namun trip ini hanya dilakukan jam 3 sore, karena pada saat inilah burung-burung mulai keluar dan terbang secara bergerombol.

Dari brosur yang dimiliki, diketahui bahwa satwa yang ada disini yaitu sekitar 74 jenis burung-burung air yang menjadikan tempat ini sebagai feeding ground, ada juga Biawak (Varanus salvator), Ular Sanca (Phyton reticulatus), Ular Cobra (Naja sputatrix), dan Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Sedangkan untuk jenis-jenis tumbuhannya adalah Api-api ( Avicena marina ), Bakau Bandul ( Rhyzopora mucronata), Pidada ( Soneratia caseolaris ), Nipah ( Nypa fruticans ), Buta-buta ( Exoecaria agallacha ), Ketapang ( Terminalia cattapa ) dan Waru Laut (Hibiscus tiliaceus).
 
Akhirnya saya  dan teman-teman sampai di ujung jembatan setelah sempat hampir di makan monyet bertatapan tajam yang duduk di pohon bakau samping jembatan. 

Pohon-pohon yang ada di dominasi oleh pohon Bakau dan pohon Nipah sampai dengan ujung jembatan ini.

Cerita tentang monyet dengan tatapan tajam yang mencegat saya dan teman-teman dijalan, saya tidak tahu apakah monyet ini cemburu karena saya dan teman-teman hanya memberi makan monyet lain sementara dia tidak ataukah dia marah karena kita mengusik ketenangannya. Yang jelas, setelah teman saya menyodori sepotong kecil roti coklat, dia langsung menyambar dan pergi.



Kita kembali ke pelataran kayu sekitar pukul 10.30 dan bersama beberapa orang teman, saya menaiki menara Pengamatan Burung-Burung.

Setelah turun dari menara, kami beristirahat sebentar di Post Gate untuk memutuskan tempat makan siang, dan sekitar pukul 11.00 siang kita pulang dari Taman SMMA dan makan siang di Seasons City sampai pukul 1.00 kita kembali ke Kampus STP Sahid Pondok Cabe dengan bahagia bercampur lelah.

2 komentar:

  1. Nilai: 85

    Bagus, mudah-mudahan apa yang kamu dengar dan lihat disana bisa menambah wawasan dan kepedulian kita untuk lebih cinta akan lingkungan sekitar kita..."Keep Green jakarta"

    BalasHapus
  2. Trims ibu..
    Sipp..
    "Keep Green Jakarta" :)

    BalasHapus