Pages

Ads 468x60px

April 24, 2012

TAMAN NASIONAL BALI BARAT

Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi, yang dapat dimanfaatkan unttuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
Taman Nasional Bali Barat merupakan salah satu kawasan pelestarian alam di Bali yang memiliki ekosistem asli dan merupakan habitat terakhir bagi burung Curik Bali (Leucopsar rothschildi, streesman 1912). Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.493/Kpts-II/1995 tanggal 15 September 1995, telah ditunjuk Taman Nasional Bali Barat dengan luas kawasan 19.002,89 Ha yang terdiri dari 15.587,89 Ha berupa wilayah daratan dan 3.415 Ha berupa perairan yang secara administratif terletak di Kabupaten Jembrana dan Kab. Buleleng.

Keadaan Umum

1.      Letak dan Luas

Secara administrasi pemerintahan, Taman Nasional Bali Barat (TNBB) terletak dalam 2 kabupaten yaitu Kabupaten Buleleng dan Jembrana, Propinsi Bali. Secara geografis terletak antara 8o 05′ 20″ sampai dengan 8o 15′ 25″ LS dan 114o 25′ 00″ sampai dengan 114o 56′ 30″ BT.

2.      Keadaan Kawasan
  • Topografi Topografi kawasan terdiri dari dataran landai (sebagian besar datar), agak curam, dengan ketinggian tempat antara 0 s.d 1.414 mdpl. Terdapat 4 buah gunung yang cukup dikenal dalam kawasan, yaitu Gunung Prapat Agung setinggi ± 310 mdpl, Gunung Banyuwedang ± 430 mdpl, Gunung Klatakan ± 698 mdpl dan Gunung Sangiang yang tertinggi yaitu ± 1002 mdpl. Di perairan laut terdapat 4 pulau yang masuk dalam kawasan TNBB yaitu P. Menjangan ± 175 Ha, P. Burung, P. Gadung, dan P. Kalong.
  • Geologi dan Tanah Berdasarkan Peta Tanah Tinjau P. Bali skala 1 : 250.000 (Pola Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Wilayah DAS Pancoran, Teluk Terima, Balingkang Anyar Unda dan Sema Bor) tahun 1984 formasi Geologi, TNBB sebagian besar terdiri dari Latosol.
  • Iklim dan Hidrologi Berdasarkan Schmidt dan Ferguson, kawasan TNBB termasuk tipe klasifikasi D, E, C dengan curah hujan rata-rata D : 1.064 mm / tahun, E : 972 mm / tahun, dan C : 1.559 mm / tahun.
    Temperatur udara rata-rata 33o C pada beberapa lokasi, kelembaban udara di dalam hutan sekitar 86 %. Sungai-sungai yang ada dalam kawasan TNBB meliputi S. Labuan Lalang, S. Teluk Terima, S. Trenggulun, S. Bajra / Klatakan, S. Melaya, dan S. Sangiang Gede.

3.      Aksesibilitas
Taman Nasional Bali Barat mudah dicapai baik dari Kota Denpasar maupun dari Pelabuhan Gilimanuk. Hal ini karena lokasi taman nasional ini dilalui oleh jalan raya Gilimanuk—Negara maupun jalan raya Gilimanuk—Singaraja. Untuk menuju lokasi, wisatawan dapat menggunakan mobil pribadi atau menggunakan kendaraan umum (bus, taksi, atau carter mobil).
Dari Ibu Kota Propinsi Bali, Denpasar, dapat ditempuh selama ± 3 jam perjalanan darat. Untuk memudahkan perjalanan wisata, maka wisatawan dapat mencapai Taman Nasional Bali Barat dengan dua alternatif. Pertama, apabila memulai perjalanan dari Pelabuhan Gilimanuk, maka wisatawan dapat mengunjungi Kantor Balai Taman Nasional Bali Barat yang berlokasi di Desa Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Kantor ini berjarak sekitar 200 km dari Kota Denpasar. Alternatif kedua, apabila wisatawan berangkat dari arah Kota Denpasar atau khusus ingin mengunjungi Pulau Menjangan, maka ada baiknya untuk memulainya dari Teluk Labuhan Lalang. Dari Labuhan/Dermaga Lalang wisatawan dapat dengan mudah menuju Pulau Menjangan atau pulau-pulau kecil lainnya.
Harga tiket untuk menikmati Taman Nasional Bali Barat adalah Rp 2.500,00 per orang untuk wisatawan domestik, dan Rp 20.000,00 untuk wisatawan asing.   

4.      Keadaan Penduduk di Sekitar Kawasan
Seperti penduduk lainnya yang berbatasan langsung dengan hutan yang merupakan kawasan konservasi, ketergantungan penduduk terhadap sumberdaya hutan juga masih cukup tinggi. Ketergantungan ini biasanya terhadap sumberdaya kayu bakar untuk keperluan rumah tangga maupun sumberdaya pakan ternak. Ketergantungan ini tentunya juga sedikit banyak akan mempengaruhi keutuhan dan kelestarian sumberdaya kawasan konservasi. Selain itu, sumberdaya hutan yang seringkali dijadikan komoditi dan diambil dari Taman Nasional oleh penduduk diantaranya satwa-satwa liar.

5.      Sarana Prasarana Pendukung Sekitar Kawasan
Beberapa sarana dan prasarana untuk kepentingan wisata alam yang ada antara lain : beberapa obyek wisata yang berada di dalam kawasan Taman Nasional maupun di sekitar kawasan Taman Nasional. Untuk di dalam kawasan Taman Nasional, kebanyakan berupa wisata budaya yang berupa pura. Beberapa sarana yang dimiliki oleh Taman Nasional diantaranya Information Centre di Kantor Taman Nasional, shelter-shelter yang tersebar di dalam kawasan.


Potensi Kawasan :
TN Bali Barat merupakan kawasan bergelombang dari ringan sampai barat dengan lereng landai. Ketinggian bervariasi dari 0 - 1.144 m dpl. Dengan puncak tertinggi yaitu G. Sangiang. Ada 4 buah pulau dalam kawasan yaitu P. Menjangan, P. Gadung, P. Burung dan P. kalong.
Rata-rata curah hujan antara 972 - 1.559 mm per tahun, suhu udara 33° C, musim kunjungan terbaik yaitu pada bulan Agustus s/d Desember.
TN Bali Barat terdiri dari beberapa ekosistem yaitu hutan mangrove, hutan pantai, hutan musim, hutan hujan daratan rendah, savana, coral, padang lamun, pantai berpasir, perairan laut dangkal dan dalam.
TN Bali Barat mempunyai ± 175 jenis yaitu 14 jenis diantaranya langka antara lain bayur (Pterospermum diversifolium), Ketangi (Lagerstroemia speciosa), Burahol (Steleochocarpus burahol), Cendana (Santalum album), Sonokeling (Dalbergia latifolia), dan lain-lain.
Memiliki keanekaragaman jenis satwa langka antara lain Jalak Bali (Leucopsar rothschildi), Ibis putih kepala hitam (Threskiornis melanocephalus), Gangsa batu coklat (Sula leucogaster), Kijang (Muntiacus muntjak), Trenggiling (Manis javanicus), Landak (Hystric brachyura), Kancil (Tragulus javanicus), Ikan hiu (Carcharodon carcharias), Ikan bendera (Plateak pinnatus), Kima raksasa (Tridacna gigas), dan lain-lain.



Keistimewaan :
Taman Nasional Bali Barat memiliki jenis ekosistem yang unik, yaitu perpaduan antara ekosistem darat dan ekosistem laut. Di kawasan ini, wisatawan dapat menjelajahi ekosistem daratan (hutan), mulai dari hutan musim, hutan hujan dataran rendah, savana, hingga hutan pantai. Sementara pada ekosistem perairan (laut), wisatawan dapat menyaksikan hijaunya hutan mangrove, keelokan pantai, ekosistem coral, padang lamun, serta perairan laut dangkal dan dalam.


Pembagian Zonasi :
Taman Nasional Bali Barat dikelola dengan sistem zonasi, dimana sesuai dengan SK Direktur Jenderal PHKA No.SK.143/IV-KK/2010 tanggal 20 September 2010 tentang Zonasi Taman Nasional Bali Barat, bahwa TN. Bali Barat terbagi menjadi beberapa zona diantaranya : Zona Inti seluas ± 8.023,22 Ha, Zona Rimba ± 6.174,756 Ha, Zona perlindungan Bahari ± 221,741 Ha, Zona Pemanfaatan ± 4.294,43 Ha, Zona Budaya, Religi dan Sejarah seluas ± 50,570 Ha, Zona Khusus ± 3,967 Ha dan Zona Tradisional seluas ± 310,943 Ha. Taman Nasional Bali Barat dapat dimanfaatkan untuk ilmu pengetahuan, penelitian, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.


Flora & Fauna
Taman Nasional Bali Barat terdiri dari beberapa tipe vegetasi yaitu hutan mangrove, hutan pantai, hutan musim, hutan hujan dataran rendah, savana, terumbu karang, padang lamun, pantai berpasir, dan perairan laut dangkal dan dalam.
Taman nasional ini memiliki 175 jenis tumbuhan dan 14 jenis diantaranya merupakan tumbuhan langka seperti bayur (Pterospermum javanicum), ketangi (Lagerstroemia speciosa), burahol (Stelechocarpus burahol), cendana (Santalum album), dan sonokeling (Dalbergia latifolia).
Disamping memiliki satwa burung yang endemik dan langka yaitu burung jalak bali (Leucopsar rothschildi), terdapat jenis burung lain seperti jalak putih (Sturnus melanopterus), terucuk (Pycnonotus goiavier), dan ibis putih kepala hitam (Threskiornis melanocephalus).
Di taman nasional ini dapat dijumpai beberapa satwa seperti kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), luwak (Pardofelis marmorata), trenggiling (Manis javanica), landak (Hystrix brachyura brachyura), dan kancil (Tragulus javanicus javanicus).
Di taman nasional ini dapat dijumpai beberapa satwa seperti banteng (Bos javanicus javanicus), kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), luwak (Pardofelis marmorata), trenggiling (Manis javanica), landak (Hystrix brachyura brachyura), dan kancil (Tragulus javanicus javanicus).
Sedangkan biota laut yang berada di sekitar Pulau Menjangan dan Tanjung Gelap terdiri dari 45 jenis karang diantaranya Halimeda macroloba, Chromisspp., Balistes spp., Zebrasoma spp., dan Ypsiscarus ovifrons; 32 jenis ikan diantaranya ikan bendera (Platax pinnatus), ikan sadar (Siganus lineatus), dan barakuda (Sphyraena jello); 9 jenis molusca laut diantaranya kima selatan (Tridacna derasa), triton terompet (Charonia tritonis), dan kima raksasa (Tridacna gigas).
Burung jalak bali merupakan satwa primadona taman nasional ini, dan termasuk burung pesolek yang senantiasa menyenangi habitat yang bersih, serta jelajah terbangnya tidak pernah jauh. Burung tersebut memerlukan perhatian dan pengawasan ekstra ketat, karena populasinya rendah dan mudah untuk ditangkap.


Fasilitas
Taman Nasional Bali Barat memiliki berbagai macam akomodasi dan fasilitas, antara lain pemandu wisata (guide), pondok jaga, pondok wisata (untuk istirahat wisatawan), menara pandang, jalan setapak untuk memudahkan penjelajahan, penyewaan peralatan selam, speed boat, dan lain-lain. Wisatawan yang ingin menyelam dengan menyewadive operator dikenakan biaya sekitar US$ 55 . Harga tersebut sudah termasuk makan siang, sewa perahu, peralatan menyelam, serta ongkos transportasi. (sebelum naik BBM)
Khusus untuk fasilitas penyeberangan ke Pulau Menjangan, wisatawan dapat menyewa perahu dengan mesin tempel. Biaya sewa sebesar Rp 250.000 per empat jam. Apabila ingin menambah waktu penjelajahan, misalnya dengan menjelajahi perairan di sekitar pulau, maka dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 20.000 per jam (Juni 2008). Apabila wisatawan memerlukan penginapan, di sekitar Labuhan Lalang maupun di Pelabuhan Gilimanuk banyak terdapat penginapan baik hotel melati, resort, maupun hotel berbintang.

Kegiatan yang ditawarkan :
  • Rekreasi dan pariwisata alam antara lain lintas hutan, pengamatan satwa burung, diving, snorkeling, memancing, berkemah, boating dan lain-lain.
  • Penangkaran Jalak Bali.
  • Penelitian.
  • Wisata budaya dan ziarah ke Makam Mbah Temon dan Jayaprana.

Objek wisata yang bisa dikunjungi :

Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi: 
Kapal. Menyelam dan snorkeling. Bangkai kapal yang telah penuh dengan karang, dimana diantaranya terdapat Acrophora sp. yang mempunyai ukuran garis tengah lebih dari 75 cm.

Pulau Menjangan, Pos Satu, Pos Dua dan Tanjung Gelap. Menyelam dan snorkeling.

Krepyak dan Sumberejo. Pengamatan satwa.

Monumen Lintas Laut dan Makam Jayaprana. Wisata budaya Atraksi budaya di luar taman nasional yaitu Mekepung, Kendang Mebarung dan Jegog yang dilaksanakan pada bulan September dan Oktober, di Negara.

Musim kunjungan terbaik: bulan Agustus s/d Desember setiap tahunnya.

1 komentar:

  1. makasih ea,,
    karena sdah masukan blogerx dan sya ambil sbagian untuk laporanx

    BalasHapus